Jumat, 30 Desember 2016

Day #2 Writing Challenge “Something You Feel Strongly About”

Hari kedua, temanya adalah “Something you feel strongly about.” Mengintip sebuah blog yaitu blog ini, katanya, tema ini kalau diartikan secara harfiah artinya sesuatu dimana kita concern terhadapnya atau punya perasaan yang kuat dan kita punya opini bahkan gerakan terhadap sesuatu itu. E, gimana maksudnya? #gagalfokus

Terus terang tema ini agak sulit karena em..saya concern terhadap banyak hal. Maklum anaknya perhatian banget. I'm concerned about people who always throw garbage on the road, saya tertarik akan kasus-kasus misterius yang sulit dipecahkan (saya silent readernya blog enigma, btw), saya memiliki perasaan yang kuat dan mendalam mengenai kasus-kasus pelecehan dan perkosaan, saya selalu bersemangat mengikuti berita kriminal yang menimbulkan tanda tanya besar, saya menaruh minat akan banyak hal.

Nah, untuk postingan hari kedua di writing challenge ini, saya mau bahas yang ringan-ringan saja, kebetulan gambar ini lagi sering berseliweran di otak saya.

sumber gambar di sini 

Gambar itu membuat saya menyadari kalau memang kita mudah menunjuk. Kita yakin sekali kalau ada orang lain yang memikirkan bumi ini sehingga kita tidak perlu ikut peduli. Contoh kecil tentang membuang sampah sembarangan. Saya sendiri tidak tahu sejak kapan saya merasa terganggu dengan pemandangan orang yang membuang sampah dengan santainya dari jendela mobil, di jalan raya,di dalam kereta, di dalam bus, bahkan di sebelah kotak sampah. Iya, di sebelah kotak sampah

Oh iya, cerita sedikit. Beberapa minggu yang lalu saat sedang diundang untuk ikut mempromosikan pariwisata Pulau Pahawang (kamu bisa baca soal Pulau Pahawang di sini) dalam kegiatan jelajah pulau, saya agak miris. Saat itu pembawa acara wanti-wanti mengingatkan peserta untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sekitar pulau. Namun, beberapa menit setelah acara ditutup dan semua peserta beranjak menuju kapal untuk kembali ke tempat awal, sampah gelas air mineral dan bungkus makanan bertaburan di bawah kursi peserta. Mungkin kalau ditanya, jawabannya adalah, nanti kan ada petugas kebersihan. Iya benar, sampah-sampah itu mungkin akan sampai di tempat pembuangannya dengan selamat sentausa, tapi, yang saya khawatirkan di sini bukan sampahnya, Mas, Mbak. Ini soal tanggung jawab manusia yang katanya diutus ke dunia sebagai rahmat bagi semesta. #tsah

Saya tidak sedang bicara tentang penyelamatan bumi, saya tidak sedang bicara tentang efek yang ditimbulkan saat sampah itu bertumpuk di jalan, di sungai, di saluran air, bahkan di perut hewan. Saya hanya  bicara tentang kebiasaan yang sudah seharusnya hilang. Mulai dari hal kecil ini, mulai dari diri sendiri. Kotak sampah tidak pernah sejauh hubungan dengan mantan. Simpan sebentar sampahnya di dalam tas atau saku, jalan sedikit, sudah bisa bertemu dengan kotak sampah. Sekali, dua kali, tiga kali, lama-lama nurani akan beradaptasi. Dia akan menimbulkan perasaan ditimpuki saat melihat sampah yang dibuang ke kali, dia akan merasa ditampar saat melihat sampah dilempar, saat itu terjadi, yakinlah apa yang dikatakan Rudi. *kibas rambut*

People will not change their habbits until they're forced to change. Jadi dipaksa saja. Bukan saya yang memaksa, bukan juga orang lain, tapi diri sendiri. Konon, memaksa diri sendiri itu adalah hal yang sulit karena kita tidak memberi punishment untuk diri sendiri. Kita senangnya memberi reward. Sukses diet sehari, besok rewardnya makan sepuasnya. Sukses tidak belanja baju sebulan, rewardnya belanja sepatu sebulan, gitu terus sampai Trump jadi Presiden AS. Eh, udah ya?

Jadi, gitu deh hari kedua. Masih sok serius juga. Selamat memaksa diri sendiri :)



Kamis, 29 Desember 2016

Day #1 Writing Challenge "Five Ways To Win My Heart"


Sumber gambar dari sini


Sejujurnya saya orang yang sangat gampang ditaklukkan. Kalau tema ini meminta 5 cara, maka saya rasa-rasanya bisa memberikan 435 cara. Hahaha. Tapi 5 hal di bawah ini mungkin adalah 5 hal teratas yang sangat bisa membuat saya jatuh cinta, paling tidak terpesona, minimal tertarik kepada seseorang.


1. Be funny

Lucu! It's a must. Srimulat, lucu. Warkop, lucu. Tukul, lucu. Jennifer Lawrence, lucu. Etgar Keret, lucu. Jadi lucu itu memang punya pasar sendiri-sendiri. Bagi saya, lucu itu bisa dibentuk oleh cara pandang seseorang terhadap hidupnya. Saat dia berani menertawakan kekurangannya, kebodohannya, hari-harinya yang tidak menyenangkan, that is the best joke ever.


2. Positif

Menyenangkan pasti jika dekat dengan seseorang yang selalu berpikiran positif. Irit dalam mengeluh dan tidak judgemental. Ada filosofi lama yang sudah diterjemahkan oleh ratusan bahkan ribuan orang (hingga mungkin sudah sangat membosankan untuk dibahas) tentang gelas setengah kosong dan setengah isi. Kamu melihat gelas yang mana, maka itu menggambarkan karaktermu. Akan sangat annoying untuk terus dekat dengan seseorang yang selalu komplain mengenai hidupnya. Seseorang yang selalu positif, akan mampu membuat saya jatuh cinta karena perasaan positif itu cepat menular. Ia akan membangun rasa optimisme sekaligus rasa nyaman yang besar. Makanya motivator begitu kaya raya. Apa yang dia jual? Harapan. Jangan sepelekan sebuah harapan atau mimpi. If you can dream it. You can do it. Itu katanya Walt Disney.


3. Open your mask and be your self.

Do they love you or the mask you put on everyday?

Kalimat itu tragis banget. Kita semua pasti pernah mengenakan topeng. Mungkin malah banyak topeng. Akan menjadi sangat menyedihkan saat semua yang berada di dekat kita adalah orang-orang yang mencintai topeng-topeng itu. Atau malah bisa jadi karena terlalu banyak topeng yang kita kenakan, saat kita lepas topeng-topeng itu, ada bagian dari diri kita juga yang ikut terlepas dan kita tidak bisa lagi mengenali diri kita yang sebenarnya. Jadi, hal terbesar yang saya harapkan dari orang lain adalah jujur dan menjadi dirinya sendiri. Love your flaws, love your failures, and i will love you more.

4. Being happy with your passion. 

Bagi saya, passion adalah hal paling seksi yang bisa dimiliki oleh seorang manusia. Apa yang bisa membuatmu jatuh cinta hingga terancam gila? Apa yang membuatmu loncat dari tempat tidur di pagi hari hanya untuk melakukan hal yang benar-benar kamu senangi? Tentu akan sangat menyenangkan bisa memiliki energi dan ketertarikan yang begitu besar terhadap sesuatu hal. Tentu juga akan sangat menyenangkan menatap mata orang yang berbinar-binar and looks really happy doing something.


5. Love books

Last but not least. Kamu mungkin tidak bisa ke mana-mana, tidak pernah kemana-mana, dan tempat tinggalmu jauh dari mana-mana, tapi kalau kamu pembaca yang baik sekaligus membaca buku-buku yang baik, saya yakin, you will win everyone's heart.  Berbicara dengan pembaca yang baik akan terasa bedanya. Jangan hanya puas dengan satu buku. Hanya membaca satu buku sampai selesai akan membuatmu merasa pintar. Merasa tahu segalanya. Tapi bacalah lebih banyak lagi dan kamu mulai akan berpikir panjang sebelum mengeluarkan sebuah pernyataan, karena kamu akan menyadari bahwa pernyataan yang kamu buat mungkin hanyalah sebagian kecil dari pengetahuan yang telah kamu baca.  Lebih kecil lagi dari seluruh pengetahuan yang mungkin orang lain pernah baca. Aneh, tapi benar. Banyak membaca justru akan membuatmu semakin sulit berkata-kata. 

Sudah lima. So, I'm done. Doakan istiqomah. Postingan hari pertama sok serius buat pencitraan. Hahaha. Sampai jumpa besok :) 


30 Day Writing Challenge

Sudah berbulan-bulan yang lalu saya mengepin beberapa artikel tentang 30 day writing challenge di pinterest, artinya sudah berbulan-bulan juga keinginan untuk memulai writing challenge ini terlupakan. Hingga pada suatu hari, teman saya si pemilik blog insanayu.com ‘pamer’ kalau dia sedang ikutan writing challenge. Panas dong, secara kan saya yang sudah lama mau ikutan malah belum mulai-mulai. Akhirnya, dengan niat yang mulia yaitu tidak mau membiarkan blog saya berdebu tebal karena jarang diurus, saya pun mulai ikutan 30 days writing challenge. Dari beberapa picture yang saya save, saya memilih yang satu ini.  Kenapa? Ya, karena cukup sederhana. Yuk, yang mau ikutan juga, mari gabung! 


gambar dari sini

Minggu, 13 November 2016

Pulau Pahawang : Dari Legenda Menuju Destinasi Wisata Dunia

Sumber gambar : http://www.funtripstour.com/paket-tour-pulau-pahawang/

Sebagai orang Lampung, pastinya saya bangga saat sekarang Lampung mulai berbenah di sektor pariwisata. Mungkin akhirnya pemerintah dan masyarakat Lampung mulai menyadari kalau potensi alam yang dahulu masih tersimpan rapat seperti mutiara dalam cangkang, kini perlahan diberi perhatian lebih, baik oleh pemerintah daerah maupun investor.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemekaran wilayah beberapa kabupaten seperti Kabupaten Pesawaran (Kabupaten Pesawaran merupakan hasil pemekaran Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2007) memberi dampak positif bagi kemajuan pariwisata Lampung. Dengan adanya pemekaran ini, pemerintah daerah dapat lebih fokus dalam upayanya untuk mendorong peningkatan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan sekaligus juga penggalian potensi daerah yang dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di daerah tersebut. Di Kabupaten Pesawaran, pariwisata merupakan salah satu potensi sumberdaya yang mulai dikembangkan menjadi unit perekonomian daerah.

Belakangan ini pariwisata memang menjadi primadona baru sebagai penggerak perekonomian daerah, salah satu penyebabnya adalah perkembangan teknologi informasi yang semakin mudah diakses oleh masyarakat. Dulu, saat kecil, pantai yang saya kenal dan jadi kunjungan wajib di setiap akhir pekan adalah Pantai Pasir Putih dan Pulau Pasir. Paling jauh mungkin Merak Belantung. Kemudian mulai terdengar nama Pantai Laguna yang terkenal sampai mancanegara karena ombak kencangnya dan berhadapan langsung dengan Selat Sunda, lalu ada Pantai Mutun yang sempat kisruh karena masalah kepemilikan lahan juga penggelapan tiket masuk, Pantai Duta Wisata dan semakin hari, nama-nama pantai di Provinsi Lampung semakin bertambah banyak. Hingga saat ini, dengan semakin derasnya informasi yang mengalir melalui social media, hampir semua tempat wisata bisa dijelajahi dengan ujung jari. Mulai terdengarlah nama-nama Pulau Tegal, Pantai KlapaRapet, Pahawang, Pulau Tegal, Tanjung Putus, Teluk Kiluan, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak nama pantai dan pulau yang ada di Provinsi Lampung, ada satu pulau yang saat ini merajai daftar wisata bahari di Provinsi Lampung yaitu Pulau Pahawang.

Legenda Pulau Pahawang

Penamaan sebuah tempat, tidak lepas dari cerita legenda yang berkembang di masyarakat. Untuk Pulau Pahawang sendiri, menurut cerita yang beredar di masyarakat memiliki dua versi cerita. Pertama, nama Pahawang berasal dari nama seorang keturunan Betawi-Cina yang menetap dan memiliki keturunan di pulau ini. Keturunannya yang perempuan dipanggil dengan nama Mpok Awang oleh masyarakat setempat. Panggilan inilah yang kemudian membuat pulau tempat tinggalnya diberi nama Pahawang. Di puncak bukit di tengah pulau ini ada sebuah makam yang dikeramatkan oleh penduduk, makam ini dipercaya adalah makam Mpok Awang. Yang menarik, karena sangat menghormati makam yang dianggap sebagai asal-usul penamaan Pahawang, tidak ada penduduk Pahawang yang berani merusak hutan di kawasan bukit. Hal ini tentu bermanfaat positif terhadap perkembangan ekologi di hutan tersebut. Hutan yang terjaga menjadi semakin hijau dan lestari. Cerita ini mengingatkan saya kepada makam yang dianggap keramat di Gunung Geulis, Jatinangor. Di puncak gunung, menurut cerita yang beredar terdapat sebuah makam yang merupakan makam putri paling “geulis” (cantik). Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tersebut, cerita itu membuat saya dan beberapa teman yang naik ke atas sana takut mau melakukan hal yang akan merusak alam sekitar. Bahkan setelah sampai puncak pun, mau berbicara dan tertawa keras-keras rasanya agak sungkan. Sebegitu kuatnya cerita legenda mengendalikan tingkah laku kita. J

Kedua, nama Pahawang berasal dari kata Bahasa Lampung yaitu Pahawang yang berarti pemberian suplai makanan dari pesisir Pesawaran menuju pulau ini. Penduduk yang tinggal di Pahawang dipercaya berasal dari pesisir Pesawaran. Kedua cerita tersebut tidak ada yang bisa dipastikan kebenarannya dan terus diceritakan dari mulut ke mulut. Tentu ini semakin memperkaya kearifan lokal di Pulau Pahawang. Ada pesan-pesan tersembunyi yang bisa kita teruskan kepada generasi mendatang untuk menjaga kelestarian alam Pahawang.

Upaya Pemerintah Menjadikan Pahawang sebagai Tujuan Wisata Dunia.

Menurut buku “Marketing in Venus” karya Hermawan Kartajaya, kemajuan teknologi informasi ternyata tidak menjadikan manusia menjadi robot melainkan justru sebaliknya, menjadikan manusia seutuhnya yang pekat dengan emosi dan perasaannya. Manusia menjadi lebih interaktif di mana emotional quotient lebih unggul dari intelligence quotient. Feel menjadi lebih penting daripada think. Hal ini terbukti dari semakin dikenalnya Pahawang oleh masyarakat luas. Buzz marketing menjadi strategi promosi yang paling ampuh. Buzz marketing sendiri bukan merupakan hal yang baru melainkan telah dikenal sejak zaman dahulu sebelum adanya internet bahkan surat kabar. Kita mungkin lebih akrab dengan istilah 'dari mulut ke mulut'. Masyarakat akan menyebarkan cerita yang menyentuh emosi mereka. Pahawang adalah sebuah paket komplit. Pulau ini memiliki segala keindahan yang dapat menyentuh emosi manusia. Mulai dari hamparan pasir putihnya juga pesona biota bawah lautnya. Bahkan Pulau Pahawang juga sempat dinominasikan oleh Kementerian Pariwisata sebagai salah satu pulau surga tersembunyi terpopuler (Most Popular Hidden Paradise) dalam Anugerah Pesona Indonesia 2016. Tapi tentu tidak boleh berhenti di situ, banyak faktor yang tentu akan dibenahi hingga Pahawang dapat menjadi tujuan wisata dunia.

Berkembangnya wisata Pahawang sejalan dengan upaya pemerintah Provinsi Lampung untuk mengembangkan wisata Pantai Barat Lampung. Dukungan terhadap pengembangan destinasi pantai barat ini dalam bentuk perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan. Misalnya, perbaikan jembatan Way Hanura II di Desa Hanura, jembatan Way Umbar sebagai penghubung Pesawaran dan Tanggamus. Selain itu, pemerintah daerah juga akan menggelar Festival Pahawang Teluk Ratai pada 25-27 November 2016. Festival pertama yang akan diadakan di Pahawang ini bertujuan untuk menarik mata masyarakat lokal maupun asing tentang keberadaan Pahawang sebagai ikon pariwisata. 

Sama halnya dengan kafe-kafe di Bandar Lampung yang mulai menjamur, tempat baru dengan setting yang cozy tentu akan menarik orang berduyun-duyun ke sana. Mungkin hanya sekali dan tidak kembali lagi karena soal rasa atau fasilitas, itu nomor dua, yang penting sudah ke sana.  Hal ini berlaku pula dengan tempat pariwisata di Lampung, saat sebuah tempat mulai ‘hits’ terdengar, ramai orang akan berkunjung, tapi jika tidak didukung oleh insfrastruktur yang baik dan sumber daya manusia yang siap dan sadar wisata, bukan tidak mungkin Pulau Pahawang hanya akan menjadi tujuan wisata yang ‘asal pernah’ saja. Sumber daya manusia yang siap dan sadar wisata itu harus dibentuk dari sekarang. Diharapkan, masyarakat Pahawang dan pelaku wisata dapat menciptakan suasana yang ramah dan dapat membuat nyaman dan aman wisatawan yang mengunjungi Pulau Pahawang. Perlu juga ada cenderamata khusus yang khas Pulau Pahawang. Yang sudah ada saat ini misalnya dodol bakau, keripik bakau, dan sirup bakau. Semoga ke depannya, Pulau Pahawang yang berawal dari sebuah legenda ini benar-benar bisa menjadi tujuan wisata penduduk dunia sama seperti Bunaken dan Raja Ampat.

Sumber gambar : https://eloratour.wordpress.com/tag/pahawang/

Untuk kalian yang ingin berkunjung ke Pulau Pahawang namun masih bingung dengan transportasi dan tips-tips berwisata ke Pulau Pahawang, bisa mampir ke artikel ini : Ingin ke Pahawang? Baca Ini Dulu! 







Ingin ke Pahawang? Baca ini dulu!


Beberapa orang teman yang berada di luar Provinsi Lampung seringkali menanyakan kepada saya mengenai Pahawang. Sejak nama Pulau Pahawang hits di social media dan mulai menjadi tujuan untuk wisata bahari, pertanyaan-pertanyaan tentang Pulau Pahawang semakin sering terdengar. Akhir-akhir ini, sejak saya share informasi mengenai Festival Pahawang, beberapa teman malah mulai mencari tahu mengenai akomodasi menuju Pahawang. Nah, daripada berulangkali memberikan informasi yang sama ke beberapa teman, di artikel kali ini saya akan berbagi informasi mengenai Pulau Pahawang termasuk akomodasi menuju ke sana. Paling tidak, kalau ada teman yang bertanya, saya tinggal memberi link artikel ini kepada mereka. Informasi dalam artikel ini, selain berasal dari pengalaman pribadi, pengalaman teman, juga saya kutip dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat J

Sekilas tentang Pulau Pahawang.

Pulau Pahawang memiliki luas 1.020 hektar, terbagi dalam enam dusun yaitu Suak Buah, Penggetahan, Jaralangan, Kalangan, Cukuh Nyai, dan Pahawang dengan 1.700 jiwa penghuni. Penghuni pulau ini sebagian besar terdiri dari suku Sunda, Lampung, Jawa Serang, dan juga Padang. Pulau ini terbagi dua yaitu Pulau Pahawang Besar tempat sebagian besar masyarakat tinggal dan Pulau Pahawang Kecil. Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir. Daerahnya terdiri dari laut, pantai, perbukitan, rawa, dan daratan. Yang menarik, baik di darat maupun di lautnya, Pulau Pahawang memiliki kekayaan yang sangat potensial untuk terus berkembang. Di darat, Pulau Pahawang memiliki hutan mangrove yang memberi manfaat sangat besar untuk lingkungan seperti menjaga kestabilan pantai, menjernihkan air, menahan lumpur, dan juga sebagai peredam gelombang dan angin badai. Mangrove di Pulau Pahawang menjadi magnet dan surga bagi para pemerhati dan peneliti mangrove dari dalam dan luar negeri karena di sini tercatat memiliki 22 jenis mangrove yang di antaranya menjadi spesies khas Pulau Pahawang.

Di laut, Pulau Pahawang memiliki keindahan bawah laut yang sudah diakui secara nasional dan juga dikagumi oleh wisatawan internasional. Untuk diketahui, Pulau Pahawang  ini pun telah menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berenang, snorkeling, memancing, menyelam, dan aktivitas lainnya. Setiap hari, wisatawan yang datang ke Pahawang berkisar 100 orang-150 orang. Bahkan pada akhir 2015, hampir seratus ribu orang berkunjung ke pulau ini dan diharapkan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Backpackeran atau Menggunakan Jasa Travel Agent?

Pertanyaan ini sering saya dengar dari beberapa teman. Menurut saya, baik backpackeran maupun menggunakan jasa travel agent, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Biasanya, bepergian ke sebuah tempat dengan backpackeran dianggap akan menghemat lebih banyak biaya dibanding bepergian dengan travel agent, namun, untuk destinasi Pulau Pahawang, saya rasa, selisih biayanya tidak akan terlalu banyak, apalagi sekarang banyak sekali travel agent menuju Pulau Pahawang yang menawarkan tarif cukup bersahabat bahkan dengan kantong mahasiswa sekalipun J. Jadi, pilihan untuk backpackeran atau memakai jasa travel agent lebih karena alasan berapa lama waktu yang akan kita habiskan di Pulau Pahawang. Jika waktu yang dimiliki sangat terbatas, saya sarankan untuk bergabung dengan teman-teman lain menggunakan jasa travel agent yang sudah memiliki agenda dan jadwal kegiatan yang jelas sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma. Segala akomodasi juga telah disediakan oleh pihak travel agent sehingga kita tidak perlu bersusah payah bertanya-tanya mengenai tempat makan, tempat menginap, perahu menuju pulau, dan lain-lain. Bahkan peralatan untuk snorkeling dan diving pun telah disediakan dengan biaya tambahan. Selain itu, dengan menggunakan travel agent, mereka juga menyediakan jasa fotografer gratis untuk bahan kita narsis di darat maupun di bawah laut. Belasan hingga puluhan paket wisata menuju Pahawang dapat kita temui di social media, baik instagram, facebook, dan twitter. Saran saya, pilihlah yang sudah terpercaya dan sering direkomendasikan oleh teman. 

Nah, untuk yang memilih backpackeran, tentu saja ada serunya juga. Kita memiliki kuasa penuh atas waktu dan biaya yang akan kita habiskan. Kita juga bebas memilih kegiatan apa yang akan kita lakukan di Pulau Pahawang dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Untuk informasi, banyak sekali pilihan tempat dan kegiatan yang bisa dikunjungi di Pulau Pahawang yang terkadang tidak semunya disertakan bila kita memakai jasa travel agent karena waktu yang terbatas. Tempat-tempat dan kegitan tersebut antara lain :

  1. Wisata Konservasi Mangrove. Acara Konservasi Mangrove ini memang tidak setiap saat diadakan, jadi kalian harus rajin-rajin browsing untuk mencari tahu kapan acara ini diadakan secara massal. Tapi di Pulau Pahawang sendiri, kegiatan menanam bibit bakau sudah menjadi kegiatan rutin yang diadakan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Kalian bisa bertanya ke masyarakat setempat mengenai kegiatan ini dan mereka pasti dengan senang hati akan bercerita tentang kesadaran masyarakat Pulau Pahawang tentang kehidupan mangrove. Bahkan, bisa jadi kita akan diajak menanam bakau di Pulau Pahawang.
Sumber gambar : http://paketpahawangisland.blogspot.co.id/2014/08/wisata-konservasi-pulau-pahawang.html


  1. Penangkaran Ikan Nemo/Taman Nemo (Spot Snorkeling). Jika kalian sering melihat foto yang ada di social media dengan tulisan “Wisata Taman Nemo”, maka foto tersebut diambil di Taman Nemo. Salah satu spot snorkeling yang ada di dasar laut antara Pulau Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Taman Nemo merupakan tempat penangkaran dan budidaya ikan nemo (ikan badut). Petani nemo, rutin mencari bibit ikan nemo di perairan pualu-pulau kecil untuk dibudidayakan di Taman Nemo. Di sini, kalian dapat bermain-main dengan para nemo yang senang keluar masuk anemon laut yang menjadi rumahnya.
Sumber gambar : http://www.pictaram.com/media/1216431738898792997_286831199

  1. Pulau Pahawang Besar. Nah, inilah pulau utama tempat masyarakat Pulau Pahawang sebagian besar tinggal. Pulau ini juga yang menjadi pusat ekonomi wisata di Pahawang karena hampir sebagian besar kegiatan masyarakat terjadi di pulau ini. Sebagian besar cottage atau tempat tinggal wisatawan ada di pulau ini.
Sumber gambar : https://arieanam.wordpress.com/2015/03/22/pahawang-yang-menawan/

  1. Pulau Pahawang Kecil. Tidak jauh dari Pulau Pahawang besar terdapat sebuah pulau yaitu Pulau Pahawang Kecil. Jarak tempuhnya sekitar sepuluh menit saja dengan perahu. Yang paling menarik dari Pulau Pahawang Kecil adalah keindahan pantainya dengan pasir putih yang terhampar luas, kejernihan airnya, dan hutan bakau yang membentang luas di pulau ini. Berbeda dengan Pulau Pahawang Besar yang untuk snorkeling maka harus ke tengah laut dengan perahu, di Pulau Pahawang Kecil, kita cukup berjalan kaki sekitar 10-15 meter dari pantai, maka dengan kedalaman yang relatif rendah (sekitar 1-2 meter) sudah terhampar pemandangan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan yang hilir mudik. Di Pulau Pahawang Kecil juga, saat air sedang surut, kita bisa melihat “Gumuk Pasir” yang memanjang dan berkelok-kelok cantik.
Sumber gambar : http://www.tourlampung.com/wisata-pulau-pahawang.html

  1. Pulau Kelagian Kecil. Di pulau ini, fasilitas sangat terbatas sehingga memang bukan pulau tujuan untuk menginap kecuali kalian membawa tenda dan perlengkapan sendiri. Air bersih juga sulit di dapat karena pulau ini tidak berpenghuni. Tapi ini juga yang membuat Pulau Kelagian Kecil memiliki keindahan yang masih belum banyak terjamah. Sinar matahari bersinar lebih terik di pulau ini. Berkunjung ke pulau ini seolah-olah kalian sedang terjebak di pulau terpencil yang dikelilingi pulau-pulau kecil tidak berpenghuni lainnya. Pasti menyenangkan.
Sumber gambar : http://www.sittirasuna.com/2015/12/kelagian-lunik-pahawang-lampung.html

  1. Pulau Kelagian Besar. Pulau ini juga biasa dipakai sebagai tempat latihan bagi TNI Angkatan Laut. Terlihat dari plang selamat datang yang ada di pulau tersebut.
Sumber gambar : http://too-chocoholics.blogspot.co.id/2014/06/lampung-selatan-pahawang-island-hopping.html

  1. Cukuh Bedil (Spot Snorkeling).Spot snorkeling yang terkenal karena keindahan karangnya. Perairannya juga termasuk dangkal dan karena masih sangat alami, perairan di spot ini juga jernih. Nah, di spot snorkeling inilah kalian bisa melihat tulisan “Taman Laut Pahawang” di bawah air.
Sumber gambar : https://adrianhartantolokaria.wordpress.com/2016/03/26/jalan-jalan-ke-lampung/

  1. Gosong Bekri (Spot Snorkeling). Pernah melihat teman berfoto dengan candi di bawah laut? Di spot snorkeling ini, kalian bisa melakukannya. Namun, untuk yang tidak biasa menyelam dalam, berfoto dengan candi ini agak sulit dilakukan.  
Sumber gambar : https://www.tripadvisor.co.uk

  1. Pulau Balak. Jika beruntung, di musim-musim tertentu, para penyelam di sekitar perairan Pulau Balak bisa berpapasan dengan penyu sisik. Menarik, kan? Namun, jika kalian tidak berhasil bertemu penyu sisik, itu akan tergantikan dengan keindahan bawah laut dan juga pantai pasir putih di Pulau Balak.
Sumber gambar : http://www.lihat.co.id/wisata/pulau-balak-lampung.html

  1. Pulau Tanjung Putus. Saat menyebut nama tempat ini, reaksi seorang teman adalah, “Duh, kok namanya sedih, ya, bikin baper.” Hehehe...jangan-jangan kalau pasangan ke sini nanti bisa putus seperti mitos jembatan merah di Kebun Raya Bogor? Tentu tidak dong, nama Tanjung Putus ini ternyata karena dataran ini dulunya menyatu dengan Pulau Sumatera, namun karena terjadi abrasi, lama kelamaan dataran yang menghubungkan ini menjadi hilang. Setelah puas menjelajahi spot-spot snorkeling dengan kedalaman rendah, di Tanjung Putus, untuk kalian pencinta diving, bisa puas deh free diving di sini karena spot di Tanjung Putus memiliki kedalaman sampai 12 meter di bawah permukaan laut. Oh, iya, walaupun digunakan sebagai tempat budidaya ikan laut, kalian tidak boleh ya memancing di sini.
Sumber gambar : http://www.lihat.co.id/wisata/tanjung-putus-lampung.html

  1. Gosong Pancong (Spot Snorkeling). Kalau ingin menyeberang dari Pulau Pahawang Besar ke Pahawang kecil tanpa perahu, datang ke Gosong Pancong sekitar jam 11.00-13.00 siang. Kalian bisa menyeberang dengan melewati hamparan pasir putih saat air laut surut. Sangat instagramable pastinya. Di dalam perairan Gosong Pancong juga kalian bisa berfoto dengan candi. Tentu candi yang berbeda dengan candi Gosong Bekri, ya.
  1. Pulau Maitem. Di balik pulau ini, terdapat menara suar yang hanya bisa dikunjungi dengan menyusuri pulau. Lumayan jauh tapi akan terbayar saat kita berhasil memanjat ke puncak menara suar lalu melihat pemandangan seluruh pulau dan laut dari atas menaranya. Tertarik?
Sumber gambar : http://www.imgrum.net/user/lampungblusukan/2345079677

  1. Pantai Pagar. Pantai ini merupakan pantai dengan warna air paling menggoda yang ada di sekitar pulau Pahawang. Tidak jauh dari pantai ini terdapat sebuah spot dimana kita bisa melakukan “Lompat Tebing” alias lompat ke air dari ketinggian, Tenang, tebing tempat meloncat itu hanya bebatuan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari permukaan air, kok.

Rute Menuju Pahawang

Untuk kalian yang akhirnya memilih backpackeran menuju Pulau Pahawang, ada baiknya berangkat beramai-ramai dengan beberapa orang teman. Hal ini, selain membuat perjalanan menjadi lebih aman, juga akan menghemat waktu dan biaya. Biaya bisa dibagi secara patungan dan waktu untuk menunggu kendaraan (angkot, perahu,dll) juga akan dihemat. Maklum, kadang supir kendaraan tidak mau jalan sebelum muatannya penuh terisi.

Perjalanan menuju Pulau Pahawang, untuk kalian yang berasal dari luar kota akan bermula dari Pelabuhan Bakauheni. Dari sana, ada dua opsi perjalanan.

Pertama, kalian bisa naik bus menuju Bandar Lampung yang akan berhenti di Terminal Rajabasa, perjalanan akan memakan waktu sekitar 2-3 jam. Dari terminal Rajabasa, cari angkutan umum berwarna biru jurusan Rajabasa-Tanjung Karang yang akan memakan waktu perjalanan sekitar 30 menit, katakan kepada supirnya bahwa kalian berhenti di Pasar Bawah Ramayana. Sampai di Pasar Bawah Ramayana, naik angkutan umum berwarna ungu jurusan Tanjung Karang-Teluk Betung lalu berhenti di Gudang Garam. Dari Gudang Garam bisa naik pick-up atau angkutan umum menuju Dermaga Ketapang. Di dermaga, kalian akan memulai perjalanan naik perahu menuju Pulau Pahawang.

Kedua, dari Bakauheni kalian naik travel menuju Gudang Garam. Dari Gudang Garam bisa naik pick-up atau angkutan umum menuju Dermaga Ketapang. Di dermaga, kalian akan memulai perjalanan naik perahu menuju Pulau Pahawang.

Ketiga, jika kalian naik Damri dari Gambir, maka Damri akan berhenti di Stasiun dekat terminal Pasar Bawah Ramayana. Jalan sedikit menuju terminal, lalu naik angkutan umum berwarna ungu jurusan Tanjung Karang-Teluk Betung dan berhenti di Gudang Garam. Dari Gudang Garam bisa naik pick-up atau angkutan umum menuju Dermaga Ketapang. Di dermaga, kalian akan memulai perjalanan naik perahu menuju Pulau Pahawang.

Catatan :
  •  Ongkos Travel bisa ditawar
  • Ongkos bus ke terminal Rajabasa sekitar 27.000 rupiah
  •  Ongkos angkutan umum sekitar 5.000 rupiah
  •  Ongkos angkutan umum/pick up sampai dermaga sekitar 10.000 rupiah
  • Ongkos perahu ke Pulau Pahawang sekitar 500.000-700.000 per-perahu. (1 perahu maksimal 12 orang)
  •  Biaya sewa alat snorkeling sekitar 50.000 rupiah
  •  Jangan lupa membawa lotion anti nyamuk, ya.

Yang paling penting,

Be nature lover! Take nothing but picture, leave nothing but footprints.







Kamis, 13 Oktober 2016

[Film] H.O.M.E


Menemukan kalimat ini saat tadi pagi saya scroll TL twitter. Tiba-tiba teringat beberapa bulan yang lalu saat mengikuti diklat prajabatan dan disajikan film HOME dalam materi anti korupsi. Sebuah film dokumenter yang syutingnya  di 54 negara di dunia selama periode 18 bulan dan menghabiskan proses pengambilan gambar selama 448 jam dengan visualisasi yang luar biasa indah karena menggunakan helikopter yang dipasangi kamera-kamera yang mampu merekam gambar-gambar bergerak dengan ketajaman tinggi. Bukan soal visualisasi indahnya saja yang membuat saya betah menonton film ini di tengah-tengah jam rawan kantuk, the message is too stroong to ignore. 

Jadi, film ini menceritakan dari awal mula pembentukan bumi selama beberapa milyar tahun yang lalu hingga akhirnya semua energi pembentuk bumi itu berada dalam titik keseimbangan dan berdampingan secara harmonis. Sampai datangnya manusia ratusan ribu tahun yang lalu. 
"And that's where you, homo sapiens, wise human, enter the story. You benefit from a fabulous four billion years old legacy bequeathed by the Earth. You are only 200.000 years old, but you have changed the face of the world. Despite your vulnerability, you have taken possession of every habitat and conquered swathes of territory, like no other species before you."
Di awal kedatangannya, manusia masih ramah terhadap alam, kita hanya mengambil apa yang kita butuhkan. Tidak berlebih. Tapi, masa ke masa, seiiring dengan populasi manusia yang semakin banyak, kita dengan segala kemampuan dan kelebihan yang kita miliki mulai menghendaki percepatan di segala hal.
Faster and faster... 
"We haven't understood that we're depleting what nature provides. ... We have forgotten that resources are scarce."
Kita ingin hewan bertumbuh dengan lebih cepat untuk memenuhi konsumsi daging. Akhirnya banyak hewan-hewan ternak yang bahkan tidak pernah melihat habitat aslinya di padang rumput. Mereka hidup di peternakan dan memakan gandum yang telah diberi segala nutrisi untuk mempercepat pertumbuhan. Kita ingin memasak lebih cepat. Kita ingin panen lebih cepat. Kita ingin berpindah lebih cepat dan kita terus membolongi bumi ini untuk memperoleh segala energi yang ada di dalamnya. Keseimbangan itu musnah. Persediaan energi di dalam bumi semakin sedikit. Air bersih mulai langka. Tidak ada lagi tanah untuk mulai memperbaiki segala kerusakan yang telah diciptakan.

Yang menarik, film ini juga melakukan pengambilan gambar di Indonesia tepatnya di Pulau Kalimantan. Kalau biasanya Indonesia menjadi sorotan karena keindahan alamnya, berbeda dengan film ini. Film ini menyoroti Kalimantan sebagai pulau terbesar keempat di dunia yang dipenuhi oleh hutan yang luas dan prediksi bahwa dengan terjadinya penebangan hutan terus menerus di Kalimantan, bisa jadi pulau tersebut akan hilang dalam waktu sepuluh tahun saja.
"Living matter bonds water, air, earth, and the sun. In Borneo, this bond has been broken in what was one of the Earth's greatest reservoirs of biodiversity. This catastrophe was provoked by the decisions to produce palm oil, one of the most productive and consumed oils in the world, in Borneo."
Setelah dipaparkan begitu banyak kerusakan yang telah manusia timbulkan, di akhir cerita film ini mengajak kita untuk tetap optimis dan yakin untuk dapat melakukan perubahan. Cukup sepuluh tahun saja, apabila kita memiliki kesadaran bersama untuk mengubah pola konsumsi kita, maka bumi bisa diselamatkan. Selain itu, film ini juga mengingatkan kepada kita bahwa masih ada energi besar di atas sana. Energi yang tidak akan habis selama bumi masih ada. Tidak bisakah manusia meniru tumbuhan dan menangkap energi matahari untuk terus hidup? 
"All we have to do is stop drilling the Earth and start looking to the sky."
  Sumber gambar : https://id.pinterest.com/pin/350295677237765205/

Senin, 10 Oktober 2016

Selamat Ulang Tahun, Zahir !



Ceria selalu, Zahir. Jangan sedih, jangan kecewa, jangan murung, jangan marah, jangan cemberut. Jangan dulu. Itu nanti saja.

Bahagia selalu, Zahir. Kebahagiaan kami bukanlah jika kamu hanya bahagia bila bersama kami. Kebahagian kami adalah jika kamu bisa bahagia bersama siapa pun. Bisa menikmati setiap hubungan yang terbangun dengan positif. Jangan berpikir tentang apakah hubungan ini akan menguntungkan atau tidak. Jangan! Karena berpikir banyak dan menilai banyak adalah pekerjaan orang dewasa.

Jujur selalu, Zahir. Katakan yang hendak dikatakan. Katakan jika masakan Mama tidak enak. Katakan jika terlalu lama ponsel menyita perhatian Papa. Tidak perlu disimpan-simpan untuk menjaga perasaan. Tidak perlu ditahan-ditahan agar dianggap anak pengertian. Karena hanya orang dewasa yang rela dibungkam. Hanya orang dewasa yang butuh pencitraan.

Berani selalu, Zahir. Tunjuk tanganmu jika memang tahu. Suarakan pendapatmu jika tidak setuju. Hanya orang dewasa yang boleh takut salah. Bukan karena takut dosa, mungkin karena takut malu, atau juga takut kalah.

Selamat Ulang Tahun, Zahir. Bahagia selalu di sini dan di sana. 

Sumber gambar : http://quotes.lifehack.org/quote/chris-paul/if-my-son-is-happy-then-i/=-0987

Rabu, 21 September 2016

Saat Kita Anggap Semua Bisa Dibayar


Suatu hari, seorang ibu mendatangi saya untuk menanyakan syarat-syarat administratif tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan saya. Seperti biasa, saya beri dia list berkas-berkas yang harus dia lengkapi. Selain itu, saya juga mengantarkannya ke beberapa tempat untuk membantunya melengkapi persyaratan administratif tersebut. Sepanjang saya memberi dia penjelasan dan dengan sibuknya mengantarkan dia ke sana kemari, ibu itu hanya tersenyum dan sesekali pandangannya terlihat agak ragu-ragu mengikuti langkah kaki saya yang (mungkin terlihat terlalu) bersemangat. 

Well, saya begitu bersemangat karena hari itu pekerjaan memang sedang tidak terlalu banyak.  Jadi, wajar saja jika ada satu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas saya, saya akan melakukannya dengan sepenuh hati. Intinya i'm in a pretty damn good mood. Tidak selalu seperti itu, mungkin jika ibu itu datang di hari yang sangat hectic, saya hanya akan memberinya list persyaratan dan memberinya penjelasan tentang list tersebut. Tentu tidak akan sempat mengantarkannya ke sana kemari dan hanya akan menunjuk tempat-tempat tersebut dengan jari. Tapi, sepertinya ibu tersebut berpikiran lain karena saat saya selesai menunaikan tugas saya, ia mengangsurkan tangannya yang berisi uang kepada saya. Beberapa tahun ini, saya lumayan akrab dengan gerakan itu. Gerakan memberi sesuatu sebagai imbalan atas hal yang saya lakukan. Melihat dari matanya yang tidak langsung menatap mata saya saat memberikan uang melainkan menatap tidak teratur ke bawah dan ke samping, saya bisa pastikan bahwa hal yang dia lakukan ini juga membuatnya tidak percaya diri dan penuh keragu-raguan. Ragu menilai motif saya membantunya. Untuk uangkah? 

Wajah saya ternyata kurang berhasil terlihat tulus membantunya. Atau mungkin sebenarnya wajah saya sudah terlihat tulus tapi ibu tersebut yang tidak lagi memiliki kepercayaan bahwa ada orang yang mau menolongnya hanya karena ingin menolong bukan karena motif-motif lainnya. Lalu timbul lagi pertanyaan, apakah ketidakpercayaan itu berlaku untuk semua orang atau hanya karena saya berada di sebuah institusi yang banyak dianggap orang selalu mengharapkan imbalan yaitu instansi pemerintah? 

Sumber gambar : https://www.flickr.com/photos/68751915@N05/6355351769

Jumat, 16 September 2016

THE WHITE TIGER (ARAVIND ADIGA)


Buku ini adalah pemberian seorang teman yang (sangat) rajin memberi saya buku. Dia sendiri bukanlah penikmat fiksi, namun setiap kali sehabis membaca buku pemberiannya, saya selalu merasa wajib untuk mereview buku tersebut dan mengirim link review  untuknya. Untuk apa saya juga tidak tahu, mungkin untuk membuatnya menyukai membaca buku-buku fiksi, mungkin juga agar blog saya ada pengunjung hahaha...

Well, this is it...

"...Di hutan, hewan apakah yang paling langka -sosok yang hanya muncul sekali dalam satu generasi?"

Saya berpikir sebentar lalu menjawab, "Harimau putih." (Hal.39)


Harimau putih itu adalah Balram. Seorang pemuda India yang hidup dalam kemiskinan. Secara garis besar, buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Balram sedari ia kecil, perjuangan hidupnya bertahan dalam kemiskinan, bagaimana ia menjadi kebanggaan keluarga karena bisa bekerja sebagai supir (Ya. SUPIR.), kisah hidupnya sebagai supir yang berakhir dengan sebuah pembunuhan yang ia lakukan terhadap majikannya yang sangat ia puja, dan bagaimana kehidupannya setelah menjadi buronan hingga bisa menjadi orang yang (menurutnya) hebat. Seluruh cerita itu disusun dalam bentuk surat yang ia tujukan kepada Perdana Menteri China. 


Jika akhirnya ada hal yang membuat saya bertahan untuk membaca buku yang seolah-olah lahir dari kebencian ini, salah satunya adalah cara penulis bernarasi, menyelipkan informasi politik, sosial, dan budaya mengenai India dalam buku ini. Oiya, motif Balram membunuh majikannya, Ashok, yang awalnya menjadi sumber rasa penasaran saya ternyata tidak memperoleh jawaban yang memuaskan. Terlepas dari apakah yang penulis ceritakan terlalu dilebih-lebihkan atau tidak, tapi saya yakin ada beberapa bahkan mungkin banyak kebenaran di dalamnya. Kemiskinan, korupsi, oknum kepolisian yang tebang pilih dalam menyelesaikan masalah hukum, penindasan kepada kaum yang lemah, masalah pendidikan, kekurangan air bersih, pelacuran, dan masih banyak lagi, merupakan masalah yang tidak bisa ditutupi. Tapi separah apa, hanya Balram-Balram lain yang mengetahuinya.


Ada beberapa konsep menarik yang saya temui dalam buku ini. Salah satunya, adalah Teori Kandang Ayam. Teori ini menganalogikan kaum miskin di India berada di sebuah kandang ayam yang besar. Kejujuran yang mereka lakukan, pembantu yang setia terhadap majikan, semangat melayani yang begitu besar adalah karena begitu efektifnya kandang ayam tersebut mengurung jutaan pria dan wanita. Kurungan itu bernama keluarga India. Itu adalah alasan orang India terjebak dan terikat ke dalam kandang. Kejahatan yang mereka lakukan hanya akan memberi dampak buruk terhadap keluarga mereka. Keluarga besar mereka tepatnya. Dan tidak ada seorang pun yang tega melihat keluarganya diburu dan disiksa atas kejahatan yang mereka lakukan tentunya.


"...semangat melayani yang sedemikian kuat sehingga sekalipun Anda menaruh kunci kebebasan di tangan seseorang, dia pasti akan melemparnya kembali kepada Anda dengan marah." (Hal.188)


Kalimat itu cukup mewakili bahwa kebebasan itu bukan tidak mungkin dimiliki, namun kandang ayam tersebut dikunci dari dalam. Dijaga dari dalam. 


Pada akhirnya, buku ini memberi pelajaran bahwa sebaik apa pun kondisi kita saat ini, jika untuk mencapainya harus ada orang lain yang kita jatuhkan, maka kebebasan itu tidak akan pernah kita miliki. Raga kita mungkin berhasil untuk tidak berada di balik penjara besi, namun rasa bersalah, jiwa yang hitam yang tidak bisa lagi kembali putih, akan terus membayangi setiap langkah kita dengan rasa cemas. Cemas akan lengah.