Jumat, 22 April 2016

LE PETIT PRINCE : PANGERAN CILIK (ANTOINE DE SAINT-EXUPERY


Berbagai bentuk sindiran dan pelajaran hadir dalam buku ini tidak untuk kita telan bulat-bulat melainkan melalui proses pemahaman yang menorehkan (sedikit) rasa getir. 

Gaya bercerita yang mampu menerjemahkan banyak hal di muka bumi dan mensubtitusinya dengan hal-hal kecil yang sederhana membuat buku ini malah tidak menjadi buku yang sederhana. Buku ini akan sangat mudah dipahami oleh anak-anak, tapi buku ini akan memberi makna yang lebih besar jika dibaca orang dewasa. Oleh karena itu buku anak ini adalah buku yang diperuntukkan untuk orang dewasa. Karena mereka suka berpikir tentang hal-hal yang serius. ☺

Cerita favorit saya adalah saat Pangeran Cilik bertemu dengan rubah. Tentang teori menjinakkan. "Kamu menjadi bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan." (Hal.88)

Dan juga sebuah sindiran tentang penguasa. "Ia belum tahu bahwa dunia lebih sederhana bagi raja-raja : semua orang adalah rakyatnya."(Hal. 43)


Mengutip kata-kata Henri Chambert-Loir di halaman Katebelece, "Pangeran cilik adalah kisah cinta, dan sebagaimana halnya cinta, pengungkapan sama penting dengan perasaan."

https://bukubukubekas.wordpress.com/2013/11/30/novel-antoine-de-saint-exupery-le-petit-prince-pangeran-cilik/

Minggu, 17 April 2016

SATU MATA PANAH PADA KOMPAS YANG BUTA (SUARCANI)


Pertama kali jatuh cinta pada buku ini adalah karena premisnya yang tidak biasa. Tentang seorang Ravit, mantan narapidana yang kembali terpenjara oleh ketakutannya akan trauma di masa lalu. Dari Depok, ia menuju Bali untuk sembunyi. Di Bali inilah perjalanan Ravit dimulai. Bersama Uci, tour guidenya, mereka mendatangi tempat-tempat yang tidak biasa. Perjalanan ini pun bukan perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan untuk menemukan dan mengembalikan kehidupan Ravit yang telah ditelan habis-habisan oleh penjara. Banyak novel bersetting Bali, tapi yang membuat novel ini berbeda adalah ia membawa pembaca melihat Bali dari mata yang berbeda. Bali yang bukan hanya Pantai Kuta, Bali yang bukan hanya cinta-cinta, Bali yang bukan hanya bule-bulenya. 


" Bali itu bisa memberi apa pun yang kamu inginkan. Bali itu menerima semua orang, seperti seorang ibu yang menyambut anaknya untuk pulang. Bali itu bisa jadi rumah bagi siapa pun. Bali itu punya jawaban dari semua pertanyaan."