Senin, 27 Februari 2017

Tentang Es Krim Glico Wings



Haku Monaka Vanilla

Es krim Jepang produksi Ezaki Glico dan didistribusikan oleh Wings Food (makanya namanya di Indonesia jadi Glico Wings) ini rekomendasinya si adik, mahasiswi kekinian yang selalu paling update soal banyak hal. Jadi tadi, saat sedang mampir ke Chandra dekat rumah, adik agak heboh saat melihat box es krim bertuliskan Glico Wings. 

Minggu, 26 Februari 2017

Bakso Upil, Bandar Lampung


Gambar dari sini
Minggu pagi ini, Om Taurus mengajak saya mencari sarapan di luar. Seperti biasa, kami mau mencoba tempat baru. Dan yang selalu jadi PR saya adalah saya yang harus menentukan tempat baru mana yang mau kami datangi untuk sarapan. Ada beberapa pilihan antara lain soto di depan Chandra lama daerah Teluk, tapi saat kami ke sana tidak ketemu tempatnya dan beberapa tempat lain hasil surfing saya di instagram sigerfoodies. 

Jumat, 24 Februari 2017

Membeli Buku Puisi





Flight saya hari ini jam 11 pagi tapi kami sampai di bandara jam 9 hahaha...Cupu banget ya. Datang pagi gini ke bandara bukan tanpa alasan, lho. Saya kan lumayan penuh perhitungan #cieh. Pertama karena saya terawang bahwa kami bakal over baggage. Kedua karena saya mau punya waktu agak banyak untuk santai tanpa terbebani dengan belanjaan kami yang seabrek-abrek. Dan benar saja, bagasi kami kelebihan 7 kg yang membuat kami kena extra charge

Kamis, 23 Februari 2017

Kopdar

Barang bukti pertemuan kami
Ini hari ke-3 saya di Jogja. Itu berarti besok saya akan segera meninggalkan Kota Gudeg ini untuk kembali ke Bandar Lampung. Malam ini tidak mau saya lewatkan seperti malam kemarin di mana saya ngider-ngider di Malioboro sendirian karena sudah terlalu malam untuk menghubungi teman-teman saya yang mayoritas masih anak muda dan punya jam malam. Semalam saya sempat juga menghubungi Mas RD, tapi karena selama ini kami hanya berkomunikasi lewat blog, saya tidak punya nomor kontaknya. Dan kenapa juga saya tidak kepikiran minta kontaknya ke Kimi, ya? Doh!

Rabu, 22 Februari 2017

Oseng Mercon Bu Narti, Jogjakarta


Gambar dari sini
Setiap kali mencari referensi untuk wisata kuliner, sangat sering saya mencari berdasarkan selera pribadi, yaitu rasa pedas. Jadi, keyword pencarian saya di google biasanya kuliner pedas khas daerah X yang terkenal atau kuliner pedas khas daerah X wajib dikunjungi. Jadi tidak heran kalau misalnya, di beberapa tempat makan yang saya masukkan dalam list wajib mampir, selalu terselip nama tempat makan yang terkenal dengan rasa pedasnya. 

Lumpia Samijaya, Malioboro, Jogjakarta

Lumpia Samijaya
Membaca beberapa artikel tentang kuliner Jogja, saya menemukan sebuah kesamaan yaitu Lumpia Samijaya. Saya penasaran, apa yang menarik dari lumpia ini sehingga begitu digandrungi? Bahkan, pembelinya harus antre panjang untuk bisa membawa pulang beberapa buah lumpia. Lokasinya kebetulan sekali bersebelahan dengan Hotel Mutiara Baru, tempat saya dan rekan saya menginap saat kami ada tugas negara ke Kota Jogja. Lumpia ini dinamakan Lumpia Samijaya karena lokasinya yang pas berada di depan toko Samijaya. Toko Samijaya sendiri sepertinya adalah toko yang menjual pc, leptop, dan gadget lainnya. 

Rabu, 15 Februari 2017

#Misi21 Day 5 : Tidak Membuka Socmed 12 jam.

Gambar dari sini

Hari ini libur nasional karena di beberapa daerah sedang melangsungkan pemilihan kepala daerah. Termasuk kabupaten tempat saya bekerja. Kenapa #Misi21 kali ini hanya tidak membuka socmed? Kenapa tidak sekalian No Gadget? Karena saya butuh nelpon/whatsapp/bbm beberapa orang terkait pekerjaan kantor. Tapi percayalah. Sampai jam segini saya tidak tahu apa yang diposting teman-teman saya di path, facebook, instagram, twitter, line, dll. Dan sampai jam segini juga saya tidak tahu berita terkini terkait pilkada DKI Jakarta dan pilkada daerah lainnya. Bukan. Bukan berarti saya benci politik. Mana bisa. Kuliahnya di FISIP masa' benci politik. Benci tokohnya mungkin, tapi saya tidak mungkin membenci ilmunya. Jadi ketidaktahuan saya ini benar-benar demi menyukseskan #Misi21. 

Selasa, 14 Februari 2017

#Misi21 Day 4 : Tidak Makan di Atas Jam 6 Malam

Gambar dari sini

Soal misi ini, saya teringat teman saya sewaktu kuliah dulu. Namanya Egi. Dia selalu complain tentang kebiasaan makan saya dan Uyen yang dinilai tidak beradab. Hahaha...Bayangkan saja, jadwal makan kami acak-acakan, mirip dengan jadwal tidur kami, mirip dengan kamar kosan kami, mirip juga dengan kehidupan percintaan kami...#eh

Senin, 13 Februari 2017

#Misi21 Day 3 : Berpakaian Lebih Rapi

Sebenarnya, soal lebih rapi ini, saya menggarisbawahi pada penggunaan jilbab. Jujur saja, sejak awal berjilbab empat tahun yang lalu, saya terbiasa memakai jilbab simpel. Sangat jarang memakai ciput (dalaman jilbab), jilbab juga hanya dipeniti di bagian bawah dagu dan sisanya disampirkan di bahu kiri dan kanan. Benar-benar seadanya. Akibatnya, saat terpaksa naik ojek masuk ke komplek perkantoran atau pergi makan siang dengan teman yang menggunakan motor, bisa dipastikan jilbab saya berantakan, rambut juga mencuat ke mana-mana. Benar-benar tidak nyaman. Simpel tapi tidak nyaman. Sederhana tapi tidak sesuai aturan dan fungsinya.

Minggu, 12 Februari 2017

#Misi21 Day 2 : Mengeksekusi Empat Resep

Saya suka makan. Suka sekali. Bisa dibilang, selama makanan itu tidak menjijikkan dan halal, saya bisa suka. Pagi ini saya terbangun dengan bingung. Saya langsung berpikir mengenai hari ke-2 di #Misi21 ini. Apa yang akan saya lakukan hari ini? Tepatnya, hal baru apa yang akan saya lakukan hari ini? Menjelang siang sedikit, saya mulai tahu harus apa hari ini. Dan itu berhubungan dengan makanan. 

#Misi21 Day 1 : Mengunjungi Kotabumi

Gambar dari sini

Menurut pemahaman saya, #Misi21 ini harus direncanakan sebagai sebuah #Misi21, bukan hal yang memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Harus dipilih sebagai #Misi21, bukan hal yang memang sudah seharusnya terjadi. Dari pemahaman asal-asalan itu, saya akhirnya menobatkan perjalanan ke Kotabumi hari ini sebagai #Misi21 karena walaupun ini judulnya kondangan dan undangannya sudah jauh-jauh hari, tapi saya punya pilihan untuk tidak ikut. Karena #Misi21, saya memutuskan ikut. Iya, kan? Bisa, kan? #iyainaja

Sabtu, 11 Februari 2017

Tentang #Misi21

Gambar dari sini

Saya membaca tentang #Misi21 setelah membaca blognya Mas Rd. Di sana saya akhirnya diberi link ini yang menjelaskan mengenai asal usul #Misi21, pengertian, dan tujuannya. Singkatnya, #Misi21 bagi saya adalah melakukan hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya dan menuliskannya kembali di blog ini selama 21 hari ke depan. Hal-hal baru itu harus berbeda setiap harinya. Nah, berhubung di usia yang lumayan banyak ini sudah banyak juga hal-hal yang saya lakukan, maka kata belum pernah di atas, saya longgarkan sedikit menjadi belum pernah atau jarang sekali saya lakukan. 

#Misi21 ini sebenarnya sudah jadul banget, boomingnya saja sekitar 7 tahunan yang lalu. Kemana aja gueeeh? Oh, saat itu kayaknya saya lagi sibuk-sibuknya nyari duit di Jakarta *alesan*. Walaupun jadul, bukan berarti tidak relevan lagi untuk dilakukan. Apalagi kalau tujuannya hanya untuk bersenang-senang, membuat hidup lebih hidup, dan rutin posting di blog. Masih amat sangat relevan. Hahaha..

Intinya saya mengambil kesimpulan bahwa #Misi21 ini cukup menantang, layak diperjuangkan, dan tujuan besarnya, syukur-syukur bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi kehidupan saya sehari-hari. Tujuan kecilnya sih, supaya saya bisa melakukan hal-hal baru (yang positif tentu saja) walaupun sederhana dan menuliskannya lagi secara rutin di blog ini. 

Sekian dulu pembukaannya. #Misi21 akan saya mulai hari ini. Ikutan, yuk Gaeees! 😎

Kamis, 09 Februari 2017

Tentang Menjelaskan dengan Cara yang Sederhana


Gambar dari sini

Saya jadi ikut-ikutan teman-teman saya yang menulis judul berawalan kata 'Tentang'. Ternyata menulis judul dan mengawalinya dengan kata 'Tentang' lumayan memudahkan saya. Karena kata 'Tentang' seolah bertanya dengan baik-baik mengenai isi tulisan saya, tidak memaksa kening saya berkerut-kerut menerjemahkan keseluruhan isi tulisan dalam satu kalimat bernama Judul. Jadi ini adalah tulisan pertama saya yang menggunakan kata 'Tentang' sebagai judul. 

Saya sedang membaca buku berjudul Air Frame Petaka di Angkasa, karya Michael Crichton. Buku ini lumayan lama tidak tersentuh karena saya merasa buku ini akan membosankan. Tentang kecelakaan pesawat. Penyelidikan penyebab kecelakaan yang tentu akan melibatkan instrumen-instrumen rumit, istilah-istilah sulit, dan juga penyelidikan yang berbelit-belit. Tentu tidak akan menyenangkan membaca sebuah buku yang penuh dengan istilah-istilah yang tidak kita pahami dan jarang kita dengar. Tapi benar kata pepatah lama, don't judge a book by it's cover. Saat stok buku di kamar habis, dan saya malas pergi ke kamar sebelah yang sekarang beralih fungsi sebagai tempat tumpukan buku belum dibaca, hanya ada buku Crichton ini, saya pun membuka bungkusnya dan mulai membaca.

Senin, 06 Februari 2017

Day #30 Writing Challenge. "DONE"

Yeay. Alhamdulillah akhirnya tulisan ke 30 dalam Writing Challenge ini berhasil diposting juga. Sejak diajak ikut oleh Kimi, saya awalnya tidak terlalu excited mengingat kedisiplinan saya yang biasanya hanya bertahan dua minggu. Tapi Kimi terus kasih saya semangat, kadang dia bela-belain nelpon atau chat hanya untuk nanya kenapa saya belum posting. Saya pun woro-woro di grup 'itu' untuk mengajak yang lain ikutan biar saya tambah semangat. Walaupun begitu, tetap saja Writing Challenge ini tidak sempurna karena saya tidak patuh pada rules. Malah membuat rules sendiri yang memudahkan saya, misalnya ngacak-ngacak tema yang telah saya sepakati atau karena terlalu sibuk, tidak posting tepat waktu sehingga setiap kali posting malah borongan. 

Tapi, di luar ketidaksempurnaan itu, saya bahagia karena blog ini akhirnya ramai lagi. Ada perasaan kehilangan saat sehari saja tidak menulis atau sehari saja tidak menyapa teman-teman saya melalui tulisan-tulisan mereka. Itu juga perasaan bahagia jenis lain. Bahagia karena saya berhasil mengembalikan kegiatan menulis di tempatnya, yaitu sebagai sebuah kebutuhan. Semoga setelah 30 postingan ini, saya tidak kembali malas-malasan.

TAMAT

Day #29 Writing Challenge "Things That Make You LOL"

Saya punya kebiasaan keliling-keliling blog teman dulu sebelum mulai menulis. Biar apa? Biar saya bisa nyontek temanya. Hahaha...Dan malam ini, orang yang beruntung untuk saya contek temanya adalah Heru lagi. Tema ini sulit-sulit sukar karena saya orangnya suka banget ketawa. Baik ketawa rame-rame maupun ketawa sendiri. Teman kantor saya yang instruktur senam, sempat bilang kalau usia segini jangan banyak-banyak ketawa nanti garis-garis halus di ujung bibir dan ujung matanya cepat kelihatan, nanti jadi kayak orangtua. Saya diem. Bentar aja. Paling lima detik, kemudian lanjut ketawa lagi karena ucapannya tadi. Nah, memilih beberapa hal yang banyak itu untuk ditampilkan di postingan ini cukup sulit, jadi saya akan tulis yang masih saya inget saja. (Yaeyaaalaah)

Jumat, 03 Februari 2017

Day #28 Writing Challenge "A Confession"

Gambar dari sini

Jeng..jeng..jeng...

Hari ke 28 dan temanya agak menantang. Pengakuan. Pengakuan ini biasanya diikuti dengan kata 'kesalahan' karena kalau mengaku yang baik-baik, orang jarang percaya hehehe. Lagian hal yang baik harusnya tidak perlu diaku-aku, kan? 
Sembunyikan kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan dosa-dosamu #tsah

Kamis, 02 Februari 2017

Day #27 Writing Challenge "Nicknames You Have, Why Do You Have Them?"

Gambar dari sini

Hari ini saya dibuat ngakak oleh seorang teman. Teman saya ini memang lucu orangnya. Kadang celetukan-celetukan dia bisa bikin hari saya jadi berwarna tiba-tiba. Jadi tadi kami memang sedang ngobrol lewat ponsel dan saya tadi batuk. Dia langsung dengan sok manisnya bilang, "Kamu sakit? Aku jemput ya." Jelas saya ngakak. Kalau nggak kenal dia mungkin bakal menganggap ucapan itu so sweet banget tapi karena saya kenal dia, ya ngono lah. Setelah saya ngakak, dia bilang lagi, "Tuh, kan, tiap gw tulus, pasti selalu nggak dianggap. Gw itu kayak kepingan puzzle paling pojok, yang kalau hilang juga masih bisa ditutupin jempol kalau puzzlenya mau dipamerin ke orang-orang." Dan gw ngakak lagi. You've made my day...

PINTU HARMONIKA (CLARA NG & ICHA RAHMANTI)

gambar dari sini

Pintu Harmonika bercerita tentang kehidupan tiga orang sahabat yang tidak sebaya. Ada Rizal, cowok SMA yang beken di internet sebagai blogger dan selebtwit, Juni, cewek SMP yang pintar, suka membaca serial detektif, dan pernah jadi korban pembullyan di sekolah, dan David, anak kecil berusia 5 tahun yang cerdas dan tertarik pada hal-hal yang berbau misteri serta petualangan.